Berita Palestina Lainnya
Seorang anggota Hamas dalam pidatonya menjelaskan sudah tidak ada opsi dua negara Palestina dan Israel dan dia menuntut kemerdekaan untuk palestina.
Khalil Haya, Anggota Gerakan Politik Hamas, dalam pidatonya Jumat kemarin di Gaza Palestina menjelaskan bahwa proyek dua negara Palestina-Israel sudah hancur dan kita tuntut kemerdekaan Palestina.
Dalam pidato shalat jumatnya di Gaza, Khalil menjelaskan, Palestina tidak bisa dibagi-bagi. Saat ini rencana pembagian dua negara Palestina-Israel sudah sirna, maka kita sekarang kita akan berperang dengan penjajah tanah air dan perusak rumah. Kita akan berusaha merebut sisa tanah jajahan mereka.
Al-Hayya dalam khutbah Jumat di Gaza menuturkan, tanah Palestina tidak dapat dibagi dan rakyat Palestina akan berjuang untuk membebaskan tanah air mereka.
"Para penjajah sama sekali tidak punya tempat di Palestina. Kami akan berperang dengan penjajah hingga mereka terusir dari tanah air kami," tegasnya.
Khalil Haya juga menyindir usaha Israel untuk meresmikan secara hukum penjajahan mereka atas Palestina dan menyatakan "Peresmian ini akan menjadi landasan untuk mencuri sisa tanah Palestina dan proyek dua negara dengan sendirinya akan sirna".
Akhir-akhir ini Donald Trump, Presiden AS, menyatakan proyek dua negara bukan satu-satunya jalan keluar antara dua negara. Hal ini menunjukkan bahwa AS memiliki sebuah rencana dan kebijakan baru di ranah ini dan menyatakan, AS akan menerima jalan keluar lain asal bisa menciptakan perdamaian.
Jalan keluar dua negara dipaparkan setelah negara Arab kalah dengan Zionis pada tahun 1967, dan kemudian direncanakanlah pendirian dua negara.
Resolusi nomor 242 bulan November 1967 Dewan Keamanan PBB, berisi bagan hak-hak untuk menyelesaikan pembangunan dua negara.
Hasil polling yang dilakukan oleh lembaga riset politik dan statistik Palestina menunjukkan bahwa 67 persen warga Palestina menentang solusi dua negara dan mereka percaya solusi ini tidak akan terealisasi.
Khalil Haya, Anggota Gerakan Politik Hamas, dalam pidatonya Jumat kemarin di Gaza Palestina menjelaskan bahwa proyek dua negara Palestina-Israel sudah hancur dan kita tuntut kemerdekaan Palestina.
Dalam pidato shalat jumatnya di Gaza, Khalil menjelaskan, Palestina tidak bisa dibagi-bagi. Saat ini rencana pembagian dua negara Palestina-Israel sudah sirna, maka kita sekarang kita akan berperang dengan penjajah tanah air dan perusak rumah. Kita akan berusaha merebut sisa tanah jajahan mereka.
Al-Hayya dalam khutbah Jumat di Gaza menuturkan, tanah Palestina tidak dapat dibagi dan rakyat Palestina akan berjuang untuk membebaskan tanah air mereka.
"Para penjajah sama sekali tidak punya tempat di Palestina. Kami akan berperang dengan penjajah hingga mereka terusir dari tanah air kami," tegasnya.
Khalil Haya juga menyindir usaha Israel untuk meresmikan secara hukum penjajahan mereka atas Palestina dan menyatakan "Peresmian ini akan menjadi landasan untuk mencuri sisa tanah Palestina dan proyek dua negara dengan sendirinya akan sirna".
Akhir-akhir ini Donald Trump, Presiden AS, menyatakan proyek dua negara bukan satu-satunya jalan keluar antara dua negara. Hal ini menunjukkan bahwa AS memiliki sebuah rencana dan kebijakan baru di ranah ini dan menyatakan, AS akan menerima jalan keluar lain asal bisa menciptakan perdamaian.
Jalan keluar dua negara dipaparkan setelah negara Arab kalah dengan Zionis pada tahun 1967, dan kemudian direncanakanlah pendirian dua negara.
Resolusi nomor 242 bulan November 1967 Dewan Keamanan PBB, berisi bagan hak-hak untuk menyelesaikan pembangunan dua negara.
Hasil polling yang dilakukan oleh lembaga riset politik dan statistik Palestina menunjukkan bahwa 67 persen warga Palestina menentang solusi dua negara dan mereka percaya solusi ini tidak akan terealisasi.
Anda baru membaca Berita Palestina dengan judul Hamas Menuntut Kemerdekaan Palestina. Follow Instagram Kami di @KaosPalestina untuk mendapatkan informasi seputar berita palestina.
